Saturday 31 October 2009

Seniman bulan ini: Fauzi Muslim a.k.a ozikArch


Seniman digital Indonesia banyak yang menggelar karyanya di website komunitas deviantArt. Dari sekian banyak saya menelusuri, hanya sedikit seniman Indonesia yang membuat karya fraktal. Ada yang memang serius menekuni fraktal, ada juga yang hanya iseng saja (meskipun menurut saya karya fraktalnya cukup bagus untuk dibilang hanya sekedar iseng). Dari yang sedikit itu, ada satu orang yang menarik perhatian saya. dia adalah Fauzi Muslim a.k.a ozikArch, seniman asal Yogyakarta, yang sebetulnya (menurut pengakuannya) bukan seorang seniman fraktal. Akan tetapi entah sadar atau tidak, ia cukup mendapat perhatian dari komunitas fraktal di deviantArt. Hal ini dikarenakan beberapa karyanya memiliki unsur fraktal di dalamnya, yaitu keteraturan dan perulangan, meskipun tidak dibuat dengan menggunakan algoritma dan pemrograman. Karena keunikan inilah maka saya tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. Berikut ini wawancara tersebut.

Nama Lengkap : Fauzi Muslim (Ojik/uzek)
Umur : 22
Tempat Tinggal : Yogyakarta
Website : http://www.ozikarch.deviantart.com


T: siapa (seniman atau siapa pun) yang paling mempengaruhi karya fraktal anda? Kenapa?
J: Karya saya dipengaruhi para seniman dan desainer ini nih:
1- Pembuat batik se-Indosia; Kebijaksanaan Luhur
2- Escher; Misteri awal-mula & morphosis
3- Calatrava; Bentuk, Rangka & Dinamis


T: apakah anda memiliki pendidikan formal dalam bidang seni ataukah memang sudah bakat dari lahir?
J: Bassic Saya di arsitektur, jadi lumayan mengenal seni bentuk dan geometri. Tapi dari kecil sudah suka gambar bebas.


T: sejak kapan dan bagaimana anda bisa tertarik dengan dunia fraktal (atau keteraturan pola seperti yang anda bilang)?
J: Nah, Mulai tertarik fraktal itu.. dulu saya pernah mau ikut salah satu brand distro asal Jogja yang mengangkat fraktal dan batik sebagai Konsep utama mereka, tapi waktu itu skill saya ga bisa mengimbangi aliran ekstreem itu brand, trus ga jadi ikutan. Dari situ saya mulai belajar fraktal & batik 2D cetak vektor dan digital. Lama-lama saya jadi tertarik.


T: bagaimana anda mendaptkan inspiransi dalam berkarya, terutama karya fraktal anda?
J: Biasanya dari apa yang terlihat dan terasa menarik dari keseharian. kadang juga inspirasi yang mengintai saya di balik udara, lalu mereka menjatuhkan karya dari kepala :D


T: sejauh ini, manakah karya favorit anda dari karya yang anda buat? Kenapa?
J: Saat ini Karya favorit saya 'KotaKotak', entah kenapa ya, mungkin karena misteri geometri...


T: saat ini fraktal masih “dipandang sebelah mata” sebagai sebuah karya seni (terutama di Indonesia). Bagaimana pendapat anda?
J: Memang di indonesia sebagian peminat seni sudah terbiasa dengan karya seni yang bercerita / bermakna sehingga mudah dipahami. Lain halnya dengan seni fraktal yang kadang dianggap monoton dan tidak bercerita. Tapi disana-lah letak seni-nya; Keteraturan dan Pengulangan pola. Hm, menurut saya kita perlu lebih mengenalkan seni fraktal pada media yang akrab di semua kalangan, bisa dari sticker, kaos branded, art wall, pajangan, seni kriya, maupun desain perhiasan.


T: tidak seperti fotografi, proses cetak pada seni digital (termasuk fraktal) di Indonesia saat ini belum sepenuhnya diakui sebagai sebuah karya seni, melainkan hanyalah sebagai karya desain. Padahal karya fotografi juga merupakan hasil proses cetak. Bagaimana menurut anda??
J: Benar sekali, seni dan desain itu seringkali seolah Nature Vs artificial. Mereka yang menggolongan karya cetak digital sebagai karya desain dan bukan karya seni biasanya melihat dari campur tangan teknologi pada pembuatan dan output yang dihasilkan sehingga nilai-nilai keindahan karyanya dirasa tidak murni/tidak orisinil dari tangan manusia. Sedangkan Fotografi juga mengandalkan teknologi, tapi Kesan visual foto mengalahkan unsur artificial karena sebuah foto itu seakan menangkap alam apa adanya. Tapi ketika hasil foto terlihat mengalami editing (Seperti iklan baliho dan poster) maka itu sudah dinamakan desain grafis. Dari sudut pandang lain dinamakan karya desain karena memiliki unsur aturan dan permintaan, sedangkan seni merupakan unsur bebas yang penilainnya merupakan olah rasa. Nah, Desain dapat digolongkan kedalam seni tapi seni sulit untuk dikatakan sebagai desain. Menurut saya karya fraktal berada diantara keduannya (produk Hybrid). Akan saya sebut desain ketika menjadi produk bernilai jual, tapi keberadaannya sudah merupakan Karya seni tersendiri. (duh panjang ya :) )


T: selain seni, apa saja kegiatan anda sehari hari?? Hobi, musik favorit, seni lain selain fraktal, atau hal lainnya..
J: Selain seni fraktal, saya suka sketsa, main gitar, dan jalan-jalan sore-sore


T: apa keinginan anda saat ini yang sangat anda inginkan, tapi belom tercapai?
J: Hal akhir yang sangat ingin dicapai tapi sangat susah, Saya ingin bebas dari segala keinginan..


T: apa pesan pesan anda kepada para seniman dan pengapresiasi fraktal di Indonesia??
J: Untuk para seniman dan pengapresiasi fraktal; Mari terus berkarya dan coba turut memberikan kontribusi pada budaya asli Indonesia!


= = = = = = =

Yah, begitulah. Terima kasih kepada mas Ojik atas wawancaranya. Mudah mudahan bisa bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

No comments:

Post a Comment